JURNALISPOS.ID Tangsel,Kontestasi jelang pilkada 2020 di Tangerang Selatan kian memanas. Terlebih saat ini sudah semakin mengerucut nama-nama para bakal calon (balon) walikota yang sebagian sudah mendapat surat rekomendasi, seperti Siti Nur Azizah – Ruhamaben (Partai Demokrat – PKS) dan Benyamin Davnie – Pilar (Partai Golkar). Terakhir PDI Perjuangan santer akan merekomendasi Muhamad yang akan bergandengan dengan PSI, meski Muhamad dalam konvensi PSI mendapat rekomendasi dari partai milenial tersebut. “Selayaknya, jika partai merekomendasi bakal calon (balon) untuk ikut pilkada biasanya si balon harus menjadi anggota/kader partai tersebut. Otomatis harus mundur dari ASN dan mendapat kartu tanda anggota. Karena partai pun gak mau rugi, sudah direkom kok nggak mau jadi kader,” ujar pengamat politik Adib Miftahul dalam perbincangan di Serpong, Senin (8/6/2020).
Seperti diketahui, Sekda Kota Tangsel H Muhamad menjadi bakal calon walikota 2020 dan rencananya akan berpasangan dengan Azmi Abubakar dari PSI. Di sini, Muhamad masih menunggu rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan untuk mengkaderkan dirinya menjadi bagian dari partai berlambang moncong putih tersebut. Di sisi lain, Partai Gerindra digadang-gadang sebagian pihak agar secepatnya berkoalisi dengan PDI Perjuangan jika mau menang. Muncullah Rahayu Saraswati (Sarah) yang tempo hari fotonya viral berdampingan dengan peserta penjaringan cawalkot, mantan Ketua DPC PDIP Tangsel Dr H Heri Gagarin yang juga kader internal partai moncong putih. Spekulasi makin kentara saat dicocok-cocokan duet PDIP – Gerindra (Heri Gagarin – Sarah). “Kami melihat posisi Pak Muhamad berada dalam dilema. Di satu sisi beliau harus mundur dari ASN, di sisi lain harus memilih, jadi kader PDI Perjuangan atau kader PSI yang sudah memberikan kepercayaan menang dalam konvensi PSI,”tambah Adib.
Sementara itu, suara-suara dari akar rumput kembali mengemuka, di mana mereka mengharapkan kader internal yang selayaknya direkomendasi oleh DPP partai. Hal ini terjadi di kantor DPC PDIP Kota Tangsel, sejumlah perwakilan pengurus dari PAC dan ranting Pondok Aren menyampaikan surat terbuka yang isinya meminta kepada DPP melalui DPC agar jangan salah merekomendasikan calon peserta pilkada 2020 usungan PDIP. “Kami mengikuti pesan yang berulang kali pernah diucapkan Ibu Ketua Umum, agar para kader internal yang diprioritaskan untuk mendapat rekomendasi menjadi calon kepala daerah atau wakil kepala daerah,” ujar Sukirno, Sekretaris Ranting PDIP Jurang Mangu Barat. “Di sini kami bersama perwakilan dari ranting Jurang Mangu Barat, ranting Jurang Mangu Timur, ranting Pondok Karya, ranting Pondok Betung, dan perwakilan pengurus anak cabang Pondok Aren menyampaikan surat terbuka dan aspirasi temen-temen agar rekomendasi jatuh ke kader internal, karena ini sebuah penghargaan dan kebanggaan besar bagi kami jika kader yang diusung, kalau kader internal yang diusung, mau menang atau kalah, kami tetap merasa bangga,”ujarnya. Saat penyampaian surat, Ketua DPC tak ada di kantor, sekretariat pun tak ada orang, akhirnya surat terbuka diserahkan kepada Kepala BSPN Tangsel TB Dedi.
Pada hari yang sama, dukungan kader internal juga terjadi di Taman Kota 1, BSD. Di sini para relawan Jokowi-Amien, Josmart, Bejo, Barnas, Projo, DAG dan komunitas relawan yang berafiliasi dengan PDI Perjuangan juga menyampaikan hal yang sama agar Ketua Umum PDI Perjuangan merekomendasikan kader internal untuk maju dalam pilkada 2020. “Kami berharap, PDIP jangan salah rekom, sudah selayaknya kader internal yang maju, jangan kader-kaleng-kaleng alias orang luar yang dikaderkan. Kami trauma dengan pilkada 2015 dimana PDIP merekom bukan kader internal,” kata Ieik, simpatisan PDIP yang hadir dalam aksi dukungan tersebut. (Edy/Red)