jurnalispos.id, Jakarta – Menteri Agama Fachrul Razi kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Ia menyebut radikalisme masuk masjid lewat orang-orang yang mempunyai penampilan good looking, bisa Bahasa Arab dan hafal Al Quran.
“Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk,” kata Fachrul dalam webinar bertajuk ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’, di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9).
Pernyataan tersebut dinilai Pjs Ketua Umum PP KAMMI, Susanto Triyogo, sangat tidak substansial, kontra produktif, bahkan bisa menimbulkan kegaduhan publik di saat bangsa Indonesia sedang berduka akibat pandemi Covid-19.
“Disaat berduka seperti ini harusnya Menag nggak ngomong begitu, pernyataan itu sama sekali tidak substansial, kontra produktif, bahkan bisa menimbulkan kegaduhan di publik”, kata Susanto di Kantor PP KAMMI (6/9).
Ini bukan pertama kali Menteri Fachrul Razi mengeluarkan pernyataan yang kontroverisal. Sebelumnya, ia membuat geger publik dengan mengeluarkan serangkaian pernyataan mengenai pembatasan cadar dan celana cingkrang (di atas mata kaki), sertifikasi penceramah, majelis taklim diharuskan terdaftar di kemenag, dan perombakan Pelajaran Agama Islam yang harus menghilangkan pembahasan terkait khilafah.
Hal ini pun mendapat sorotan dari Ibadurrahman, Lc., Ketua Bidang Keumatan dan Wawasan Keislaman PP KAMMI.
“Menag harusnya fokus pada program-progam yang memberikan kemaslahatan kepada umat, membangun kerukunanan dan kekompakan umat beragama, baik agama Islam maupun agama yang lain. Jangan malah mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menimbulkan kecurigaan dan berpotensi memantik perselisihan begini”, tegas Ibadurrahma. (Bd/red)