Jurnalispos.id, Jakarta – Dalam rangka mempersiapkan metode persiapan pembelajaran tatap muka berdasarkan Surat Keputusan bersama 6 Kementerian Lembaga (K/L) terkait, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan baik dari pihak pemerintah, masyarakat dan lembaga terkait sehingga proses pembelajaran tatap muka nantinya tidak menjadi media penyebaran covid-19. Hal tersebut dikatakan Mendagri pada rapat Video Confrence di Ruang Rapat Mendagri, Jakarta Pusat, Senin (03/08/2020).
Tak kalah penting, Mendagri juga memberikan masukan agar prose tatap muka dapat diberikan simulasi terlebih dahulu. Misalkan suatu sekolah yang dijadikan sebagai role model dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan selama kurang lebih 1 bulan dengan peninjauan seandainya ada cluster baru atau tidak pada proses pertemuan tatap muka tersebut, sehingga pemerintah dapat mengambil kesimpulan program tersebut dapat dilanjutkan atau tidak.
“Itu ditentukan dahulu sekolah-sekolah di setiap zona yang akan dijadikan role model, dijadikan model simulasi. Mungkin 2 minggu atau 1 bulan, 1 atau 2 sekolah yang dianggap berkesan menerapkan protokol. Setelah itu baik untuk keberangkatan sekolahnya, di tempat sekolahnya, maupun setelah kembalinya. Nah kalau seandainya tidak terjadi cluster baru, kemudian baru diberlakukan bertahap direplikasi di tempat-tempat lain,” terangnya.
Selain itu, harapan Mendagri ialah ada arahan lebih lanjut dari Gugus Tugas, khususnya rekomendasi Gugus Tugas masing-masing daerah untuk menganalisa lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan bertatap muka dengan resiko untuk terpapar covid-19 rendah.
“Namun diskresinya tetap kepada dinas daerahnya masing-masing, karena mereka yang tahu persis juga masalahnya. Tidak semua daerah yang dilihat warnanya kuning, hijau itu betul-betul menggambarkan situasi yang terjadinya,” tuturnya.
Menurut Mendagri, fenomena tidak proposionalnya data yang diterima dapat terjadi karena jumlah testing covid-19 tidak sebanding dengan populasi yang ada, sehingga membuat data yang disampaikan tidak valid. Oleh sebab itu, peran Gugus Tugas di daerah menjadi sangat penting untuk memberikan arahan daerah atau tempat mana yang terisolasi seperti pegunungan ataupun pulau terpencil. Namun, perlu digaris bawahi juga bahwa lokasi seperti itu sistem kesehatannya masih rendah.
“Itu gugus tugas daerah dan dinas daerah ini menjadi penting, menjadi kunci untuk penentuan apakah di tempat itu boleh dilakukan pertemuan tatap muka, sebagai gambaran bahwa daerah-daerah yang hijau itu rata-rata adalah daerah yang terisolasi baik di pegunungan ataupun di pulau-pulau,” jelasnya.(ayu/rls)
#Puspen Kemendagri