JURNALISPOS.ID, KOTA TANGERANG – Pendidikan anti korupsi harus ditanamkan secara terpadu mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Melalui pendidikan anti korupsi sejak dini, diharapkan dapat menciptakan anak yang memiliki kepribadian lebih mawas diri, sehingga ketika saatnya terjun ke masyarakat, anak tidak lagi mudah terpengaruh dan memiliki pengetahuan yang cukup dan benar mengenai anti korupsi.
Demikian disampaikan oleh Wakil Wali Kota Tangerang, H. Sachrudin, saat membuka kegiatan Launching Video Pembelajaran Anti Korupsi dan Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang, di Aula Al-Amanah Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis, (08/06/23).
Dalam acara yang diikuti oleh para Guru SD Negeri dan Guru BK SMP Negeri/Swasta se-Kota Tangerang tersebut, Sachrudin, juga sampaikan, pendidikan anti korupsi diberikan agar terciptanya generasi muda yang dengan sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan juga mengetahui berbagai akibat yang akan diterima jika seseorang melakukan korupsi.
“Kami apresiasi para guru yang telah bekerja keras dan berkarya dalam pembuatan video pendidikan anti korupsi dan diharapkan dapat semakin meningkatkan efektivitas pembelajaran anti korupsi yang dimulai dari lingkup sekolah. Ini adalah sebuah inovasi yang sangat dibutuhkan sebagai salah satu solusi untuk membangun karakter anti korupsi,” tegas Sachrudin.
Sachrudin menambahkan, inovasi-inovasi seperti yang telah dilakukan oleh para guru ini sangatlah penting guna menunjang pendidikan dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi, termasuk dalam memberikan pendidikan dan pembelajaran anti korupsi.
“Guru sangat berperan dalam membangun karakter, maka guru harus memiliki dan meningkatkan kompetensi pembelajaran yang up to date dengan perkembangan. Dan tentunya, harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif dan inovatif agar pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa,” tambahnya.
Kemudian, membangun karakter anak tentu tidaklah mudah, lanjut Sachrudin, perlu keteladanan dan kontinuitas dalam menghadirkan suasana pendidikan yang menyenangkan.
Dibutuhkan keteladanan dari Bapak/Ibu guru di sekolah seperti bagaimana berkata, bersikap dan bertindak yang sesuai dengan indikator pendidikan anti korupsi karena guru adalah sosok yang dipanuti dan ditiru oleh siswanya.
Oleh karena itu, lanjut Sachrudin, pentingnya menumbuhkan sikap adil dan jujur sejak dini kepada para siswa. Di mana guru juga harus menunjukkan sikap adil dan jujur dalam kesehariannya dan senantiasa melatih para siswa untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Seperti halnya program kantin jujur di sekolah-sekolah, ini sangat baik bagi siswa untuk mempratekkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap komitmen untuk menanamkan sifat anti korupsi ini, dapat kita mulai dari diri kita masing-masing sehingga nantinya dapat menjadi contoh serta teladan bagi siswa-siswi di sekolah dan juga masyarakat,” pungkas wakil.(Ahmad/rls)